Monday, January 12, 2015

Arti Ana/Inni Uhibbuka/Uhibbuki Fillah

Inni Uhibbuka Fillah
إني أحبك في الله

Inni uhibbuka fillah atau Inni uhibbuki fillah. Apa arti dari kata-kata tersebut.
Inni uhibbuka fillah: sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah (diucapkan kepada ikhwan)
Inni uhibbuki fillah: sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah (diucapkan kepada akhwat)
Ana uhibbuka fillah artinya aku mencintaimu karena Allah. Dhommir (kata ganti) ‘ka’ untuk kamu laki-laki, sedangkan ‘ki’ untuk kamu perempuan.
(Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku karena-Nya).
Doa Balasan Uhibbuka/Uhibbuki Fillah – إني أحبك في الله
Jawaban atau balasan untuk saudaramu yang mengucapkan inni uhibbuka fillah ( إني أحبك في الله )

أَحَبَّكَ الَّذِيْ أَحْبَبْتَنِي لَهُ

Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu yang telah mencintaiku karena-Nya)[1]
HR. Abu Dawud. Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih Sunan Abi Dawud.
Keterangan:
Arti:
إِنِّ أُحِبُّكَ فِي اللهِ
“Sesungguhnya aku cinta kepadamu karena Allah”
Sumber:
Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani
Inni Uhibbuka Fillah
Inni Uhibbuka Fillah
Salah satu perintah dalam Islam adalah menyatakan cinta karena Allah. Namun tentu saja cinta bukan dinyatakan pada lawan jenis yang tidak halal karena adanya godaan besar di balik itu.
Ini hanya berlaku untuk sesama jenis, laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan selama aman dari fitnah dan tidak menimbulkan persangkaan yang tidak-tidak di hati keduanya. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh Al-Munawi dalam Faidhul Qadir (247/1), beliau berkata: “Apabila seorang wanita memiliki perasaan cinta (baca: simpati) kepada wanita lain maka hendaknya dia beritahukan kepadanya”.
Maka tidak diperbolehkan seorang laki-laki mengatakan “Aku mencintaimu karena Allah” kepada seorang wanita kecuali jika wanita tersebut adalah istrinya atau mahram-nya yang lain. Dan tidak pernah kita jumpai satupun dari para sahabiyah Nabi yang mengatakan ungkapan tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam padahal Allah telah menjadikan kecintaan kepada beliau sebagai sebuah kewajiban atas orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Demikian juga, tidak pernah kita jumpai riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم pernah mengatakan ungkapan tersebut kepada salah seorang dari mereka.
Adapun hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari sahabat Anas bin Malik, beliau berkata:

أن رجلاً كان عند النبي صلى الله عليه وسلم فمر به رجل فقال: يا رسول الله إني لأحب هذا، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم: أعلمته؟ قال: لا، قال: أعلمه، قال: فلحقه فقال: إني أحبك في الله، فقال: أحبك الذي أحببتني له

Bahwasanya ada seorang sahabat yang sedang berada di sisi Nabi shāllallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, kemudian seseorang lewat di hadapan mereka. Lantas sahabat ini mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya: “Apakah engkau telah memberitahukan rasa cintamu kepadanya?” Ia berkata: “Belum.” Beliau berkata: “Jika demikian, pergilah dan beritahukan kepadanya”. Maka ia langsung menemui orang itu dan mengatakan “Inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku karena-Nya).
Hadist ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya dan Abu Dawud dalam Sunan-nya. Hadist ini juga diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam. Dalam riwayat Ath-Thabrani terdapat tambahan: “kemudian sahabat ini kembali menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan jawaban orang tersebut kepada beliau. Mendengar cerita sahabat ini Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai dan untukmu pahala atas apa yang kau harapkan dari rasa cintamu itu”. Hadist ini dinilai shahih oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban dan disetujui oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Mustadrak (189/4).
Dari Habib bin ‘Ubaid, dari Miqdam ibnu Ma’dy Kariba –dan Habib menjumpai Miqdam ibnu Ma’di Kariba-, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ أَنَّهُ أَحَبَّهُ

“Jika salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya hendaklah dia memberitahu saudaranya itu bahwa dia mencintainya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 421/542, shahih kata Syaikh Al Albani)
Dari Mujahid berkata,

لقيني رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فأخذ بمنكبي من ورائي. قال: أما إني أحبّك. قال : أحبك الله الذي أحببتني له. فقال : لولا أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إذا أحب الرجل الرجل فليخبره أنه أحبه. ما أخبرتك. قال: ثم أخذ يعرض علي الخطبة. قال: أما إن عندنا جارية، أما إنها عوراء

“Ada salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu denganku lalu ia memegang pundakku dari belakang dan berkata,

أما إني أحبّك

“Sungguh saya mencintaimu.”
Dia lalu berkata,

أحبك الله الذي أحببتني له

“Semoga Allah yang mencintaimu yang telah membuatmu mencintaiku karena-Nya.”
Dia berkata, “Kalau sekiranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bersabda, “Jika seorang pria mencintai saudaranya hendaklah dia memberi tahu bahwa dia mencintainya“, maka tentulah ucapanku tadi tidak kuberitahukan kepadamu.” Dia lalu menyodorkan sebuah lamaran kepadaku sambil berkata,
“Kami memiliki seorang budak perempuan dia buta sebelah matanya (silakan engkau mengambilnya).”
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod 422/543. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Inilah ajaran Islam yang mengajarkan untuk saling mencintai. Ketika kita mencintai saudara kita karena Allah, maka ungkapkanlah cinta tersebut dengan mengatakan, “Inni uhibbuk” atau “Inni uhibbuk fillah”. Lalu ketika saudaranya mendengar, maka balaslah dengan mengucapkan “ahabbakallahu alladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah yang membuatmu mencintaiku turut mencintaimu). Dan ini menunjukkan hendaknya cinta dan benci pada orang lain dibangun karena Allah, bukan karena maksud dunia semata.
Ibnu ‘Abbas berkata,

من أحب في الله، وأبغض في الله، ووالى في الله، وعادى في الله، فإنما تنال ولاية الله بذلك، ولن يجد عبد طعم الإيمان وإن كثرت صلاته وصومه حتى يكون كذلك. وقد صارت عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا، وذلك لا يجدي على أهله شيئا.

Siapa yang mencintai dan benci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu. Seorang hamba tidak akan bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa sampai dirinya berbuat demikian itu. Sungguh, kebanyakan persahabatan seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabat seperti itu tidaklah bermanfaat bagi mereka.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir disebutkan dalam Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi)
Al Hasan Al Bashri berkata,

إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة

“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224).
Semoga kita bisa saling mencintai karena Allah dan mendapatkan pertolongan-Nya.
Semoga Allah senantiasa menjaga agama kita dan menganugerahkan kepada kita petunjuk. Hanya kepada-Nya lah kita meminta. Aamiin.


Sumber:
http://rumaysho.com/akhlaq/aku-mencintaimu-karena-allah-6319
http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/hukum-ucapan-aku-mencintaimu-karena-allah-kepada-lawan-jenis-yang-bukan-mahram.html

Surat Cintaku Untuk mu



Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh…

Bismillahirrahmanirrahim…
Ba’da tahmid dan Shalawat..
Ehm.. pertama-tama, izinkan daku mencurahkan isi hatiku yang ku tuju kan hanya pada ib ku.. ib yang ku cinta karena Tuhan ku, Allah, Sang Pemilik Cinta..
Ehm..
Untuk mu yang ku tak tahu dimana kamu sekarang. mudah-mudahan Allah mempertemukan kita pada waktu dan moment yang indah..
untukmu.. yang akan menjadi imam keluarga ku..
entah bagaimana, walaupun kita tak pernah mengenal sebelumnya,
tapi hatiku telah mencintaimu, hatiku telah menyayangi keluarga kita kelak.
aku menanti mu wahai IB bersama dengan buah hati kita.. Untuk mu..
walaupun sluruh isi hati ku telah ku berikan pada Robb ku..
Tlah ku tuliskan nama Robb ku yaitu Allah..
tetapi cahaya cintanya akan ku berikan padamu,
kulit terluar hati ku akan ku tuliskan nama mu..
wahai yang ku tunggu, imam kluarga ku..
Kan ku jaga hati ini untuk mu.
Engkau yang ku tunggu,
bagaimana kabar mu?
Bagaimana Qiyamullail mu?
Bagaimana kabar iman mu?
Masih kah engkau membaca Qur’an mu?
Pernahkah engkau membahas dan memikirkannya?
ya IB..
jangan engkau lupakan mereka.
karena itu modal mu untuk membawa keluarga ku ke Jannah Nya.
Ya IB..
Sedang apakah dirimu disana?
Sibukkah dirimu akan dunia mu?
atau dirimu sibuk akan akhiratmu? Ya
IB..
kan ku tata diri ku untuk mu.
Kan ku hijab diriku untuk mu.

Telah ku simpan senyum manis ku hanya untuk mu.
telah ku simpan pandangan cinta ini untuk mu.
ku simpan rayuan manja ku untuk meraih belas kasih cinta mu.
Hanya diri mu lah Pangeran ku,
Pembimbing Keluarga ku,

Imam Keluarga ku,
teladan bagi putra putri ku.
Ana Uhibbuka fillah..
Atammannaka fillah..
Istaqtu ilayka fillah..
Innaniy Antazhiruka fillah..


Cintai lah aku karena Allah,
Khitbah lah daku dengan nama Allah
Tuntunlah keluarga ku menuju Jannah Allah.
Allahumma Inni As Aluka
Hubbaka Wahubba Maa
Yuhibbuka Wal Amalalladzii
Yuballighuni Hubbaka
ya Allah..
Jadikanlah hamba mnjadi seorang wanita sholehah lgi berbakti kpda orangtua..

Jadikanlah hamba seorang ibu skaligus guru agama bgi anak2 hamba ya Allah..
Jadikanlah hamba mnjadi seorang istri yg berbakti pda suami
Seorang istri damba an suami ya Robbi
Jadikanlah hamba seorang wanita yg taat akan printahMu
Berbakti kpda orangtua
Brmanfaat bgi agama Mu ya Allah..


“Allahummab’ats ba’lan shalihan Likhithbati wa Aththif Qalbahu Alayya Bihaqqi Kalamikal Qadimi wa Bi Rasulukal Karimi bi Alfi La Hawla Wa La Quwwata Illa Billahil Aliyyil Azhim wa Shallallahu Ala Sayyidina Muhammadin Wa’ala Alihi Wa Shahbihi Wa sallama Wal Hamdulillahi Robbil Alamin… Amin.. Amin ya Allah.. Amin ya Hayyu.. Amin ya Qayyum.. Amin.. Amin ya Robbil Alamin..”
 

Ukhti dalam penantian

Teruntuk saudariku yang ku cinta karenaNya…
Ukhti, kalian adalah tulang rusuk yang hilang. Jika kalian dalam penantian, maka jadikan penantian itu jalan menuju keberkahan. Menanti bukan berarti berdiam diri, atau menunggu tanpa arti. Kalian adalah bidadari yang dicari. Sebelum pemilik tulang rusuk datang menjemput, isilah masa penantianmu dengan taqwa, sabar, do’a dan tawakkal. Meski kau boleh mengajukan proposal lebih dulu, tapi ana yakin, al-Haya’ yang menjadi perisai bagimu akan membuatmu urung untuk mengungkap perasaan. Cinta yang tak mampu kau ungkap. cinta yang hanya kau dekap dalam bungkam. Karena mungkin kau tak seberani Khadijah…
Ukhti fillah, izinkan ana berbagi. Dialog dari hati ke hati.
Saudariku, antunna mungkin jauh lebih paham tentang yang ingin ana sampaikan. Namun, tak ada salahnya jika kita sama-sama mereviewnya kembali. Setidaknya, menasehati diri ana pribadi.
Tips mengisi penantian dengan proses yang berkah untuk hasil yang berkah:
© Senantiasa dekatkan diri kepadaNya. Taqorrub ilallah! Karena Dialah Sang Pemilik hati, Yang Menguasai hati, dan Maha Tahu segala isi hati.
© Persiapkan bekal karena perjalanan itu jauh. Tholabul ‘ilmi never ending!
© Kerenkan diri dengan mempercantik lahir dan batinmu.
© Perbaiki diri karena InsyaAllah di seberang sana dia pun sedang sibuk memperbaiki dirinya. Yakinlah bahwa wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik pula.
© Ukhti, jaga hijabmu agar senantiasa terpelihara.
© Jaga izzahmu karena kau adalah calon bidadari syurga.
© Terakhir, jika ana boleh memberi saran, isilah penantianmu dengan ukiran tinta cintamu.
Buatlah syair, puisi, atau surat cinta untuk sang belahan jiwa. Curhatkan segala perasaanmu selama dalam penantian, tentang cinta, dan rindu. Sekadar menanyakan kabar iman, keadaan, ada di mana, dan sedang apa dia sekarang. Saat ini kau tak tahu untuk siapa suratmu kau tujukan. Allah sedang merahasiakan. Tapi yakinlah, Sang Sutradara kehidupan sudah mempersiapkan yang terbaik untukmu. Berikanlah surat itu saat waktunya tiba. Biarlah waktu yang bicara, karena waktu tak pernah berdusta. insyaAllah, virus merah jambu yang mencoba merusak komputer hati antunna di masa penantian , akan terscan oleh anti virus imani dan syair cinta untuk yang dinanti. Dan InsyaAllah pula, ta’aruf kedua, ketiga , keempat dan ta’aruf-ta’aruf berikutnya di mahligai rumah tangga, akan semakin berbunga dengan adanya syair-syair indah perekat cinta..
Jangan buat penantianmu sia-sia. Bersegera, namun jangan tergesa. Sebelum ijab qobul keluar dari lisan “Sang Pangeran”, hati-hatilah menempatkan perasaan. Karena bisa jadi, cintamu salah kau alamatkan..
Bila yakin ‘tlah tiba, teguh di dalam jiwa
Kesabaran menjadi bunga
Sementara waktu berlalu, penantian tak berakhir sia-sia
Saat perjalanan adalah pencarian diri
Laksana Zulaikha jalani hari
Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati
Di penantian mencari diri
Bermohonkan ampunan
Dipertemukan…(Epicentrum, menjemput bidadari)
keep istiqomah ukhti

Ana Uhibbuka Fillah {NMD}

Uhibbuki Fillah (Dalam Dekapan Ukhuwah)

Dalam dekapan Ukhuwah

Kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai
di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

 Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
Pada amal shalih yang menjulang  bercabang-cabang
Pada akhlak yang manis , lembut dan wangi
Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya

Iman agaknya bukan bongkah batu karang yang tegak kokoh
Dia hidup bagai cabang menjulang dan dedaun rimbun
Selalu tumbuh  dan menuntut akarnya menggali kian dalam
Juga merindukan cahaya mentari, embun, dan udara pagi

Jika kau merasa besar,periksa hatimu
Mungkin ia sedang bengkak
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu
Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu
Mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan
Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu
Mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus di bakar riya’

"Jika engkau merasa bahwa segala yang disekitarmu gelap dan pekat,
Tidakkah kau curiga bahwa engkaulah
Yang dikirimkan Allah untuk menjadi cahaya bagi mereka?
Berhentilah mengeluh kan kegelapan itu,
Sebab sinarmu  yang sedang mereka nantikan ,maka berkilaulah”


Malam berlalu,tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu kepada mereka

Yang wajahnya mengingatkanku akan syurga

Wahai fajar terbitlah segera, agar sempat kukatakan pada mereka

“Aku mencintai kalian karena Allah” (Umar Ra)

Sumber: Salah satu buku favorit saya, yaitu buku dari Ust. Salim A.Fillah yang berjudul "Dalam Dekapan Ukhuwah"

Berbagi

Total Pageviews